Monday, December 14, 2009

Sungguh kesetiaan itu mahal


Di tengah kemacetan yang terjadi di ruas jalan ibu kota terlintas seorang nenek yang sedang mendorong gerobaknya di depan sebuah gang. Ya sebuah gerobak sampah yang mungkin merupakan harta paling berharga yang dimilikinya. Mulanya terlintas pikiran sungguh nenek yang luar biasa, yang seharusnya di usianya yang sudah renta dia berada dalam ketenangan dan tidak di pusingkan dengan urusan mencari nafkah. Namun sungguh terkejut hati ini ternyata di dalam sebuah gerobak itu ada seorang kakek tua yang terlihat lebih renta dibanding dengan si nenek, si Kakek duduk dengan tatapan mata yang sungguh membuat hati ini tertunduk dan tersentak, karena tatapan mata itu tatapan mata yang memancarkan keikhlasan, tatapan mata yang sungguh luar biasa. Mungkin si Kakek sudah tidak kuat lagi menjalankan kewajibannya mendorong gerobak namun dengan keikhlasan dan sebuah kesetian si Nenek rela menggantikan posisi tersebut. Sungguh Nenek tua itu telah mengajarkan tentang arti sebuah kesetiaan yang tulus kepada seorang suami yang tidak megharapkan imbalan kemewahan harta dan segala kesenangan dunia yang hanya fatamorgana sungguh sangat berbanding terbalik dengan kehidupan modern saat ini yang mengukur segalanya dengan uang.

Hati ini sungguh terketuk dengan menyaksikan peristiwa tersebut peristiwa yang mungkin terjadi tidak lebih dari lima menit tetapi sungguh membekas dihati. Pelajaran yang sungguh sangat berarti, pelajaran tentang sebuah arti kesetiaan. Sungguh kesetiaan itu sangatlah mahal yang tidak bisa digantikan dengan harta sebesar apapun.

Saturday, November 07, 2009

No comments: